Dari Adenium Ke Love Bird Harga Jual Mahal Penangkarannya Cukup Mudah
Penggemar tanaman hias di Kota Gresik akhir-akhir ini mulai berkurang. Mereka mulai meninggalkan kesibukannya memelihara tanaman dan mengalihkan ke hobi barunya, yakni mengoleksi burung.
Jika 2007-2009 terjadi booming tanaman hias jenis Gelombang Cinta, maka kini mereka punya mainan burung jenis Love Bird.
MENGAPA burung jenis Love Bird atau biasa diucapkan Lafberd bukanya Jalak, Kenari, Kacer atau lainnya.
Ternyata jawabannya soal harga jual yang cukup menjanjikan. Menurut sejumlah penghobi, menangkarkan burung asal Afrika inipun menjadi peluang mengais rupiah karena sedang digandrungi masyarakat serta memiliki harga jualnya yang menggiurkan.
Sebut saja, Subiono (57), warga Desa Randu Agung, Kecamatan Kobomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pensiunan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini mengaku menghabiskan masa pensiunanya menangkar Love Bird. Selain untuk menyalurkan hobi, Subiono mengaku mendapatkan penghasilan hingga puluhan juta perbulannya dari kegiatannya menangkar Love Bird.
Dia menceritakan, awalnya memulai bisnisnya dari hobi ini pada tahun 2000.
Saat itu dia mampu menghasilkan 60 ekor anakan love bird jenis biasa. Saat itu, harganya masih Rp 100 ribu per ekor, jadi setiap bulannya saya rutin menerima uang Rp 6 jutaan.
Harga love bird, tambah Subiono, semakin tinggi setelah bunga anthorium jenis gelombang cinta lalu booming. Setelah gelombang cinta redup, para penghobi gelombang cinta beralih ke love bird, dan mulai saat itu harganya naik menjadi Rp300 ribu per ekor untuk anakan jenis biasa. Untuk love bird dewasa biasa saat ini mencapai Rp1 juta sepasang. Jenis ini berwarna hijau dan ada juga yang biru.
Kini setelah usahanya dilirik masyarakat penggemar burung, Subiono saat ini sudah memiliki mempunyai ratusan pasang Love Bird peranakan yang sudah berproduksi maupun yang siap berproduksi (menetas dan siap menetas). Dia menceritakan, burung tersebut dinamakan Love Bird atau burung cinta karena bila disatukan dalam satu kandang sesama love bird jantan maupun betina maka keduanya akan saling berdekatan dan lengket terus.
"Meskipun sesama betina, burung ini akan tetap bertelur. Bedanya, telurnya tidak bisa menetas. Kalau bertelur tetapi tidak bisa menetas berarti keduanya sama-sama betina," ujar Subiono.
Ia menjelaskan, burung cinta ini awalnya dipelihara orang karena pesona keindahan warna bulunya.
Namun seiring dengan perkembangan waktu dan tren lomba suara burung, si burung cinta dipelihara untuk melahirkan suara-suara indah khas yang panjang dan menjadi perpaduan pesona suara dan warna-warni bulunya.
"'Love bird' sudah dikawinsilangkan oleh peternak. Mulai dari warna hingga pesona kicauanya sekarang menjadi buruan penggemar burung kicau maupun kolektor burung hias dengan bermacam-macam jenis dan harganya," tandasnya
Sekarang, kata Subiono peranakan love bird yang baru menetas dari telurnya sudah dibeli penggemar. Satu pasang harganya mencapai jutaan rupiah, meskipun baru menetas dari telurnya.
Love bird jenis lutio mata merah miliknya, peranakanya sekarang tembus sampai Rp3 juta satu pasang. Sedangkan yang dewasa mencapai Rp 6 juta. "Kalau lutio yang jenis impor dari Belanda dan Jerman, selisih harganya Rp500 ribu lebih mahal per ekornya," terangnya
Namun, harga ini belum seberapa. Meskipun sekarang paling populer, lutio mata merah bukanlah jenis yang termahal. Love bird berbulu "blorok" mencapai Rp 7 juta satu pasang, dan peranakanya tembus Rp 4 juta sepasang. "Mahalnya jenis ini karena masih jarang sekali di pasaran," ujar Subiono.
Blorok, tambah pria kelahiran tahun 1954 ini, warna dasarnya hampir sama dengan lutio mata merah, tapi warnanya semu-semu hijau, karena itu disebut "blorok."
Di lantai dua rumahnya, Subiono menyiapkan ratusan kandang dari kawat, satu kandang satu pasang love bird, setiap kandang berukuran sekitar 60 kali 40 kali 30 centimeter.
Di dalamnya disiapkan rumah-rumahan dari kayu untuk tempat love bird bertelur yang biasa disebut peternak "gowok".
"Dalam setahun, love bird bertelur hingga empat kali, sekali bertelur sekitar enam butir telur. Untuk masa penetasan sama dengan telur ayam, membutuhkan waktu 21 hari. Sangat mudah beternak burung cinta, asalkan telaten," papar Subiono.
Subiono juga berbagi tip untuk menjaga kualitas burung cinta. Setiap anakan yang baru berusia satu minggu langsung diberi ring yang bernomor pada kakinya.
“Burung yang mengoceh dengan durasi lama, burung ini akan mahal, dan dari gelang ini dapat diketahui siapa induknya. Dan induknya ini menjadi 'master' untuk dikembangbiakkan,” pungkasnya